Langsung ke konten utama

Freelancer itu (Harus) Seperti Kecoa!

Ugh.
Hanya mendengar namanya saja bulu kuduk kita merinding rasanya. Mereka ini yang selalu muncul tiba-tiba kalau lingkungan mulai kotor, antenanya bergoyang ke sana-ke mari seperti memanggil teman-temannya yang lain untuk ikut berpesta. Tetapi percaya nggak kalau sebagai freelancer, kita malah perlu banyak belajar dari mereka?
Eh? Enggak? Ayo coba dibahas dulu deh.
1. Kecoa bisa bertahan dalam segala kondisi.
Cockroaches are among the hardiest insects on the planet. Some species are capable of remaining active for a month without food and are able to survive on limited resources like the glue from the back of postage stamps. Some can go without air for 45 minutes. In one experiment, cockroaches were able to recover from being submerged underwater for half an hour. (Sumber)
kecoa adalah contoh hewan paling tough di muka bumi ini. Nggak ada makanan mereka puasa. Ditenggelamkan di air pun nggak mati-mati. Jangankan di dalam air, kena radiasi nuklir saja mereka masih bisa jalan-jalan santai. Hebat nggak tuh?
Karena itulah seorang freelancer perlu mencontoh hidup seperti mereka. Karena seorang freelancer bisa jadi tidak memiliki sumber pemasukan yang tetap per bulannya, maka mempersiapkan diri untuk kondisi paling buruk sekalipun adalah satu keharusan. Persiapkan tabungan untuk beberapa bulan ke depan. Cari rute-rute dan metode alternatif: Internet di rumah mati? Pakai Wi-fi di tempat-tempat umum. Klien sedang sepi? Masih banyak situs pencari kerja yang bisa dicoba.
Dan yang terpenting tidak perlu pesimis, karena keadaan krisis bisa jadi malah menguntungkan bagi para freelancer!
2. kecoa punya indera yang tajam dan sensitif.
Its set of eyes, made up of 4,000 individual lenses, allows it to see simultaneously in all directions. Its rear end is equipped with a motion detector that lets it know which way to scat when its safety is jeopardized. (Sumber)
Tahu sendiri kan seberapa susahnya memukul kecoa? Diserang dari belakang pun dia selalu bisa lari lebih dulu. Ini disebabkan karena selain matanya dapat melihat ke segala arah, di bagian belakang tubuhnya juga ada detektor gerakan yang bisa memberi tanda akan satu bahaya.
Seorang freelancer yang hebat juga begitu. Agar daya saingnya tetap tinggi, dia selalu awas dengan perkembangan dunia yang digelutinya. Teknologi baru, trik baru, tren baru, semua penting untuk diikuti. Feed reader, Twitter, mailing list, content aggregator, juga penggunaan berbagai tools yang berguna bisa menjadi “indera” bagi seorang freelancer agar tetap bertahan hidup dan semakin maju.
3. Hubungan antar kecoa adalah satu keseimbangan antara persaingan dan kerja sama.
In a study where 50 cockroaches were placed in a dish with three shelters with a capacity for 40 insects in each, the insects arranged themselves in two shelters with 25 insects in each, leaving the third shelter empty. When the capacity of the shelters was increased to more than 50 insects per shelter, all of the cockroaches arranged themselves in one shelter. Researchers found a balance between cooperation and competition exists in group decision-making behavior found in cockroaches. (Sumber)
Untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sekumpulan kecoa menyeimbangkan diri antara kerja sama dan persaingan. Keren ya?
Pendapat saya, hal yang sama juga bagus dipraktekkan para freelancer. Kerja sama dengan freelancer yang lain itu menarik loh, kita bisa saling berbagi ilmu, network, pengalaman, dan sebagainya. Kerja sama ini bisa macam-macam, dalam membuat produk yang nanti dirilis gratis, misalnya (ada yang mau barengan bikin WordPress theme dengan saya?)
Di sisi lain, persaingan yang sehat juga sama perlunya:
Healthy competition encourages everyone involved to push themselves harder than they would have without competition, and as a result they achieve more personal or professional growth whether they won or lost. (Sumber)
Kuncinya adalah mencari keseimbangan antara dua sisi tadi. Kalau kecoa saja bisa, kenapa kita tidak?
4. Tidak semua kecoa itu buruk!
There are nearly 4,000 species of Cockroaches (Dictyoptera, Blattodea) in the world, of which only 25 to 30 (or less than 1%) have any pest status, the rest are innocent members of the Earth’s fauna, some of which are clean living, non-aggressive and slow moving, and as such make great pets. (Sumber)
Masih ingat kasus di Emptees yang lalu? Bodoh sekali orang yang kemudian mengkambinghitamkan satu negara karena kelakuan beberapa orang, apalagi karena terbukti talent di negara kita juga sangat banyak dan tak kalah bersaing. Salah satu efek tinggal di negara dunia ketiga adalah kita akan dipandang remeh oleh orang-orang luar yang berpandangan sempit. Nggak masalah, kita tinggal balas saja dengan menghasilkan karya-karya yang bermutu tinggi. Toh mereka sebagai klien juga tidak selalu “bermutu”.
kecoa yang biasanya dibenci saja ternyata tak sampai dari 1% yang bersifat mengganggu, sisanya mereka hewan-hewan biasa yang bersih, tidak agresif, malah beberapa juga enak dilihat seperti Bush Cockroach di atas.
5. kecoa punya banyak waktu luang!
Cockroaches are supreme couch potatoes. They spend 75 percent of their time resting. (Sumber)
Yeah, poin terakhir ini yang paling mirip dengan kita para freelancer. Karena tidak terikat jam pekerjaan kantoran, kita bisa bersantai di pagi hari, siang hari, sore hari, malam ha–err, apa? Oh? Owh. Hanya saya saja ya yang begitu?
Euh pada intinya kalau kita bisa bekerja dengan efektif, menjadi freelancer akan memampatkan jam kerja kita sehingga tersisa banyak waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk hobi, keluarga, membaca, mengembangkan diri, liburan atau untuk (ini juga penting) istirahat yang cukup.
Nah! Masih jijik sama hewan yang satu ini? Ya memang wajar sih (saya juga kok), tapi jangan lupa kalau ternyata hewan macam mereka pun punya banyak pelajaran yang bisa kita ambil.

Hidup kecoa Freelancer!

December 3, 2009 / Hafiz Rahman
twentea

Komentar

easy mengatakan…
waduh2 kalau orang disamakan dengan kecoa bisa mati semua kalau ada fogging DBD dan biasanya kecoa pada kelojotan semua
Master Info mengatakan…
kecoa bisa di angkat harkat dan martabatnya... hidup kecoa !!!

Postingan populer dari blog ini

miyabi ato maria o(s)awa........

kemarin siang ga sengaja mampir ke tempat penjualan DVD yang ada di lantai dasar matahari plasa simpang lima setelah 10 menit milih-milih n nyoba beberapa film di layar kaca milik si penjual. tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya berkulit putih dan bermata sipit datang dan mendekat ke arah kasir clingak-clinguk liat sekeliling toko yang emang lagi ga banyak pengunjung "hmm...kok mencurigakan ni orang.jangan-jangan.."pikirku "mbak..ada miyabi ga ?"tanya lelaki itu. "apa itu ?? enggak ada, adanya maria osawa." tapi dengan segera si mbak penjaga toko meralat. "oooo..maria o(s)awa ya...hee..ada tapi cuma dua koleksinya"jawab penjaga toko "ya, dua-duanya..."jawab si om singkat dengan nada pelan, obrolan lelaki itu berlanjut dengan penjaga yang lain "pengen liat aja, wong di Jakarta lagi ngetrend. ini ambil dimana?? Jakarta apa Batam mas?? "di Jakarta aja kok. tapi ga banyak ambilnya......"kata penjag...

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****