Bermain balon bagi anak usia lima tahun mungkin saja jadi kesenangan tersendiri. Seperti yang dilakukan anak-anak tetangga. Gimana nggak, udah capek-capek meniup biar balon yang dipegangnya membelendung, eh malah kemudian dipukul-pukul, diduduki, diinjak hingga meletus. Bahkan kalau belum berhasil juga, mereka sibuk mencari benda berujung lancip hingga balon itu mengeluarkan bunyi beruntun. Duueer...Duueer!!! Sensasi efek kejut disambut cekikikan dan gelak tawa kemaki menjadi tanda keberhasilan meletuskan satu per satu balon yang telah ditiup. Mereka kegirangan. Reaksi serupa pernah kulihat ketika bunyi petasan memberondong perayaan malam takbiran. Kadang sebal juga dan sering menggerutu sendiri. Lalu berteriak, ” Hooii, Iseng banget sih. Emang kalian nggak ada kerjaan..??!!...uupps. Tapi pemandangan bertolakbelakang pernah kujumpai. Bunyi bikinan para ”hero” itu justru menjadi teriakan histeris Zaki. Kedua tangannya menutup rapat pendengarannya. Air mata menetes.