Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009

"Tear of The Dragon"

For too long now, there were secrets in my mind For too long now, there were things I should have said In the darkness...I was stumbling for the door To find a reason - to find the time, the place, the hour Waiting for the winter sun, and the cold light of day The misty ghosts of childhood fears The pressure is building, and I can't stay away I throw myself into the sea Release the wave, let it wash over me To face the fear I once believed The tears of the dragon, for you and for me Where I was, I had wings that couldn't fly Where I was, I had tears I couldn't cry My emotions frozen in an icy lake I couldn't feel them until the ice began to break I have no power over this, you know I'm afraid The walls I built are crumbling The water is moving, I'm slipping away... I throw myself into the sea Release the wave, let it wash over me To face the fear I once believed The tears of the dragon, for you and for me Slowly I awake, slowly I ris

tanah nya melarikan diri

"liat itu.. tanahnya melarikan diri,!!!" seru si anak kepada ibunya sambil menunjuk truk penuh muatan tanah berwarna hijau yang melintas di depan motor mereka "dimana sayang ?" tanya si ibu sambil mengendarai motornya "itu lho bu.., tanah diatas truk itu melarikan diri dari dalam truk. kasihan mereka melarikan diri sampai jatuh dan tercecer di jalanan beraspal ini. bahkan sampai di injak-injak oleh motor kita dan kendaraan yang lain yang lewat di belakang truk itu. tanah-tanah itu mau di bawa kemana ya, dan kenapa mereka sampai melarikan diri seperti itu. mereka pasti tidak mau diajak pergi tapi dipaksa. bener khan bu??!!" tanya si anak lagi dengan nada tinggi "mungkin saja," jawab ibu singkat. "ibu tidak tahu pasti apakah tanah itu akan melarikan diri karena akan disakiti. tapi disakiti oleh siapa ya.." hmm..gumam si ibu sesaat kemudian si ibu berpikir bahwa tanah yang dilihat anaknya itu adalah tanah dari perbukitan yan

Catatan dari Tegaldowo Rembang

Usulan liputan gw tentang tradisi pernikahan dini membawa gw pergi ke suatu tempat di pantura timur, tepatnya di desa Tegaldowo gunem rembang cerita ini gw angkat untuk rubrik perspektif perempuan. cukup menarik memang mengingat di daerah ini beberapa tahun kebelakang banyak sekali perempuan umur belasan bahan belum lulus sekolah dasarpun harus merasakan yang namanya pernikahan. sudah tradisi turun temurun katanya. anak masih bau kencur disana sudah banyak dilamar..tentunya yang melamarpun kebanyakan laki-laki yang sudah tahu apa itu 'reproduksi'..hiiiks dari awal emang gw mikir ni daerah pasti jauh dari akses. dan ternyata bener...desa itu ada di balik perbukitan berjarak hampir 40 kilometer dari kota rembang. lumayan jauuuhh..tapi untunglah dengan sedikit lobi sana sini akhirnya gw bs nyampe juga ke sana dangan cukup mudah. maksudnya gw g perlu susah payah naik turun bukit botak... sampe disanapun gw disambut baek..asyik juga kalo hunting di daerah pedesaan. mereka sel

tiarap dari para bedebah...

beberapa hari lalu salah satu temen di fesbuk kirim pesan di inbox. pesan itu "Non, mana komentarnya tentang kasus yang menimpa dua pimpinan KPK non aktif? ayolah " sejenak gw mikir juga, emang bener ga ada satu kalimatpun di status fesbuk gw soal itu... jangan-jangan cuman gw yang ga bkin status di fesbuk soal perseteruan cicak vs buaya ya..hiiks aniwey, bukannya gw sama sekali ga peduli kasus yang tiap hari menghiasi koran-koran teve bahkan radio lokal n nasional. gw cuman boring aja..(apalagi jujur aja kalo nonton teve tu.males juga ma perseteruan 2 tv nasioanal..gw lebih suka update lewat online ) yang jelas gw tetep update soal kasus itu, bukannya biar ga di cap ga ngikutin perkembangan. cuman pengen tahu. sudah terlalu banyak yang berkomentar..siapa saja berkomentar. jadi mungkin kini saatnya gw diam dan mencari sesuatu yang lebih berguna. ga cuman buat gw tapi juga buat semuanya. peduli ma negara..peduli ma kondisi sekitar kan ga harus teriak-teriak or