Langsung ke konten utama

Menyulam kain sobek

Suatu malam bertemu dengan seorang kawan lama

Kami pun kemudian bercerita banyak hal tentang apa yang sudah kami kerjakan
Hingga, tiba-tiba temenku berbicara soal intuisi

"Intuisi kalau ditelusur memang jadi fakta. Itu pelajaran jurnalistik nomor 4. Dan kamu sudah jadi JURNALIS PERKHIANATAN," cerocosnya.

"Weeeek, apa itu artinya," tanyaku

Dengan entengnya dia jawab...
"Gampang kok, wartawan pencari fakta tentang pengkhianatan,"sambil terkekeh.

"Jurnalis pengkhianatan mencari jarum dan benang untuk menyulam kain yang sobek....

Hmmm..
Akupun terdiam sesaat

***
Dan terompet itu...

Terakhir bersua, aku masih melihat terompet itu. Masih tergeletak di meja kamarmu. Masih berada tepat disaat terakhir aku menaruhnya.

Terompet itu adalah terompet naga yang kau bunyikan dimalam terakhirmu....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

miyabi ato maria o(s)awa........

kemarin siang ga sengaja mampir ke tempat penjualan DVD yang ada di lantai dasar matahari plasa simpang lima setelah 10 menit milih-milih n nyoba beberapa film di layar kaca milik si penjual. tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya berkulit putih dan bermata sipit datang dan mendekat ke arah kasir clingak-clinguk liat sekeliling toko yang emang lagi ga banyak pengunjung "hmm...kok mencurigakan ni orang.jangan-jangan.."pikirku "mbak..ada miyabi ga ?"tanya lelaki itu. "apa itu ?? enggak ada, adanya maria osawa." tapi dengan segera si mbak penjaga toko meralat. "oooo..maria o(s)awa ya...hee..ada tapi cuma dua koleksinya"jawab penjaga toko "ya, dua-duanya..."jawab si om singkat dengan nada pelan, obrolan lelaki itu berlanjut dengan penjaga yang lain "pengen liat aja, wong di Jakarta lagi ngetrend. ini ambil dimana?? Jakarta apa Batam mas?? "di Jakarta aja kok. tapi ga banyak ambilnya......"kata penjag...

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****