Langsung ke konten utama

Menyulam kain sobek

Suatu malam bertemu dengan seorang kawan lama

Kami pun kemudian bercerita banyak hal tentang apa yang sudah kami kerjakan
Hingga, tiba-tiba temenku berbicara soal intuisi

"Intuisi kalau ditelusur memang jadi fakta. Itu pelajaran jurnalistik nomor 4. Dan kamu sudah jadi JURNALIS PERKHIANATAN," cerocosnya.

"Weeeek, apa itu artinya," tanyaku

Dengan entengnya dia jawab...
"Gampang kok, wartawan pencari fakta tentang pengkhianatan,"sambil terkekeh.

"Jurnalis pengkhianatan mencari jarum dan benang untuk menyulam kain yang sobek....

Hmmm..
Akupun terdiam sesaat

***
Dan terompet itu...

Terakhir bersua, aku masih melihat terompet itu. Masih tergeletak di meja kamarmu. Masih berada tepat disaat terakhir aku menaruhnya.

Terompet itu adalah terompet naga yang kau bunyikan dimalam terakhirmu....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****

Kisah Negeri Dongeng #2

Thomas menajamkan mata. Tubuhnya tertuju pada lukisan batu. Sepeminum teh, bibirnya tersungging. Senyum. Kepala sesekali memanggut. Menggeleng. Senyumnya melebar. Kakinya mundur beberapa langkah. Berdiri tegak. Menggatupkan kedua tangan di dada. Menutup kedua Kelopak mata. Lalu Terdiam. Terpaku hikmat bersama masa lalu untuk sekian waktu. Mendekat. Tangannya meraba lukisan batu. Mengelus penuh makna. Dia terpana. Takjub keindahannya. Kisahnya. Lalu Terdiam. Kemudian duduk bersila. Merogoh kantong yang selalu dibawanya. Mengambil lintingan tembakau. Menyulut api. Kepulan asap hisapan pertama memendar ke segala penjuru. Terterpa angin menghempas lukisan batu. Sisanya menyembul di sela bibir.  Setelah hisapan ketiga, lintingan itu menyisip di sela katupan bibirnya. Tangannya meraih bungkusan kecil berwarna putih. Di buka. Tangan kanan mengambil bongkahan warna coklat sebesar kerikil. "Ini simbol cahaya. Amber. Di sinilah kehidupan dimulai. Memancar. Menerangi ke segala penjuru,...

Kau..Juli

Juli Masa dimana harus menutup luka Waktu meniup nyawa penghilang duka Juga saat lara itu tiba Juli Tak banyak kata Hanya garis lengkung ungkapan rasa muncul tiba-tiba..itu asa Juli Nestapa Bahagia Semu sementara Juli Kau habiskan dengan terlunta July 22th.. In the middle of the nite