Langsung ke konten utama

Sarang Kegelisahan

“Ting”  bunyi yahoo messenger dari ponsel di tengah malam. Sejenak mengalihkan perhatianku dari notebook yang menyala.

Nama teman lama yang tak lagi bersua nongol di deretan contact yahoo yang off line
“Lagi ngapain?” Waduh, ni anak sok pede amat kalau aku masih melek. Mungkin karena lihat ym-ku aktif, jadi main samber aja.
“Hee..” jawabku singkat seperti biasa.
“Lagi bete nih!”
Whaat…??? Pekikku dalam hati. Konsentrasiku didepan notebook saat itu benar-benar terpecah. Aku lagi nggak butuh kebeteanmu malam ini, pikirku.
Dan keluhan-keluhan langsung menghujani layar ponsel tanpa basa-basi dan permisi apakah aku bersedia menerima keluh kesahnya.

Kejadian ini memang tidak hanya sekali. Tidak hanya satu nama, ada beberapa nama yang tiba-tiba muncul menghiasi dan mengusik malamku. Repotnya, aku jadi sering menganggap kalau ponselku ini jadi sampah..
Atau ketika kebetulan bertemu dengan seorang kawan saat aku berada di toko buku.
Setelah ”say hai”berlalu, dengan tatapan memelas cerita kesedihan keluar lancar dari bibirnya.

Hmmm..mungkin dunia sedang bersedih, jadi lebih banyak cerita sedih saja yang mengalir masuk ke telingaku.
"Yang mampir disini kok cuman kesedihan, kegelisaah, jenuh, bosan. Kenapa tidak dibagi kegembiraan atau kebahagiaan kecuali suka cita yang kuciptakan sendiri."
Berbagi kegembiraan  atau kebahagiaan. Kayaknya lebih sering terlewat...

Paling tidak, ku ambil sisi positifnya saja. Mungkin dengan meluapkan sampah dalam diri kita ke orang lain, Semua akan terasa lebih baik. Tempat sampah pasti sangat berguna. Tentunya untuk menampung kotoran apapun bentuknya biar nggak tercecer dimana-mana.

Yah, memang orang hidup di dunia dengan banyak hal didalamnya. Dan sialnya jika kadang  berada dalam tempat dan waktu yang salah.
Kalau begitu, apakah aku selalu berada ditempat yang salah karena lebih banyak mendengar ha-hal diluar kegembiraan, atau ikut merasakan kondisi tidak menguntungkan yang harus tetap (terpaksa) dijalani. Jadi betapa bahagianya jika selalu berada di waktu dan tempat yang tepat…heee

****
“Jika kamu membenci kegelisahan dan menyukai hidup yang tenang, jangan pernah memulai petualanganmu. Karena petualangan adalah sarang kegelisahan yang sengaja kau cari.”

Tulisan yang kubaca di sebuah blog mengingatkanku pada orang-orang yang beberapa waktu lalu sering melampiaskan rasa unhappy hingga menguapkan energinya.

Akupun berpikir, mungkin saja karena di perjalanan itu mereka merasa gelisah sehingga lebih suka diam dan tidak bicara dengan banyak orang dan bosan sendiri. Perjalananpun menjadi kurang mengasyikkan. Hanya keluhan dan kesalahan yang lebih sering terdengar. Melupakan asyiknya menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan sekeliling dan saling  menyapa setiap kali berpapasan.

Padahal kegelisahan tak bisa melihat dan menyapa itu sebenarnya  menjadi energi dasyat untuk berpetualang menuju kegembiraan dan kebahagiaan.

That life goes on..life goes on... while you miles away....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****

Kisah Negeri Dongeng #2

Thomas menajamkan mata. Tubuhnya tertuju pada lukisan batu. Sepeminum teh, bibirnya tersungging. Senyum. Kepala sesekali memanggut. Menggeleng. Senyumnya melebar. Kakinya mundur beberapa langkah. Berdiri tegak. Menggatupkan kedua tangan di dada. Menutup kedua Kelopak mata. Lalu Terdiam. Terpaku hikmat bersama masa lalu untuk sekian waktu. Mendekat. Tangannya meraba lukisan batu. Mengelus penuh makna. Dia terpana. Takjub keindahannya. Kisahnya. Lalu Terdiam. Kemudian duduk bersila. Merogoh kantong yang selalu dibawanya. Mengambil lintingan tembakau. Menyulut api. Kepulan asap hisapan pertama memendar ke segala penjuru. Terterpa angin menghempas lukisan batu. Sisanya menyembul di sela bibir.  Setelah hisapan ketiga, lintingan itu menyisip di sela katupan bibirnya. Tangannya meraih bungkusan kecil berwarna putih. Di buka. Tangan kanan mengambil bongkahan warna coklat sebesar kerikil. "Ini simbol cahaya. Amber. Di sinilah kehidupan dimulai. Memancar. Menerangi ke segala penjuru,...

Kau..Juli

Juli Masa dimana harus menutup luka Waktu meniup nyawa penghilang duka Juga saat lara itu tiba Juli Tak banyak kata Hanya garis lengkung ungkapan rasa muncul tiba-tiba..itu asa Juli Nestapa Bahagia Semu sementara Juli Kau habiskan dengan terlunta July 22th.. In the middle of the nite