“Peperangan melawan diri sendiri adalah bentuk peperangan terbesar diantara perang yang ada.” Quote di buku yang bercerita tentang kisah-kisah humanis di wilayah konflik yang kubaca tiga hari lalu itu sepertinya biasa saja. Tapi karena kubaca beberapakali dan kurenungkan justru nggak lepas dari benakku. Jadi kepikiran. Jangan-jangan karena aku merasa tersindir dengan kalimat di cover belakang buku yang ditulis dengan tinta warna merah itu. Tapi aku nggak akan bicara tentang orang-orang yang “terjebak” berada di area konflik dalam arti harafiah seringkali dikatakan wilayah perang. Atau seperti yang ada di Wikipedia, konflik ( configure) : saling memukul. Yang dalam konteks sosiologis, diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Ditambah lagi dalam pandangan tradisional (The Traditional View) mengatakan kalau konflik ...
to reminds me of...you, us, them and all of the people who around me or not