Langsung ke konten utama

tanah nya melarikan diri

"liat itu.. tanahnya melarikan diri,!!!" seru si anak kepada ibunya sambil menunjuk truk penuh muatan tanah berwarna hijau yang melintas di depan motor mereka

"dimana sayang ?" tanya si ibu sambil mengendarai motornya

"itu lho bu.., tanah diatas truk itu melarikan diri dari dalam truk. kasihan mereka melarikan diri sampai jatuh dan tercecer di jalanan beraspal ini. bahkan sampai di injak-injak oleh motor kita dan kendaraan yang lain yang lewat di belakang truk itu.
tanah-tanah itu mau di bawa kemana ya, dan kenapa mereka sampai melarikan diri seperti itu. mereka pasti tidak mau diajak pergi tapi dipaksa. bener khan bu??!!" tanya si anak lagi dengan nada tinggi

"mungkin saja," jawab ibu singkat.

"ibu tidak tahu pasti apakah tanah itu akan melarikan diri karena akan disakiti. tapi disakiti oleh siapa ya.."

hmm..gumam si ibu sesaat

kemudian si ibu berpikir bahwa tanah yang dilihat anaknya itu adalah tanah dari perbukitan yang ada di sisi timur tak jauh dari rumah mereka

sepengetahuannya, tanah perbukitan itu telah dikeruk dan di bawa dengan truk menuju ke arah barat. entah kemana tujuan pastinya. ibu dan anak itu juga tidak tahu pasti.

dan ini sudah hari ke 20 truk muatan tanah itu melintas di jalan yang selalu di lewatinya bersama anaknya tiap pagi.

itu artinya sudah 20 kali juga anaknya mengatakan hal sama tentang tanah-tanah yang jatuh dari dalam truk berwarna hijau yang dipenuhi tanah merah dari sisi timur itu

tanah yang berada paling atas dan pinggir truk selalu berjatuhan dan bertebaran menghiasi jalanan yang mereka lalui.

tiba-tiba ibu takut dan enggan anaknya terus saja berpikir bahwa tanah-tanah itu 'melarikan diri'karena dirampas dan di bawa paksa dari tempatnya berada di sisi timur dan di bawa ke arah barat

kemudian ibu menjawab,"...ahh mungkin saja tanah itu bandel jadi disuruh keluar dari truk karena tanah itu tidak mau

mendengarkan nasehat dari tanah lain yang lebih tua yang ada di dalam truk itu.

jadi, sebaiknya turuti saja nasehat mereka, pasti tanah itu ga akan jatuh, gak di injak-injak kendaraan lain, dan akan tetap

bersama teman-temannya di dalam truk itu meskipun dia terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya."

"paling tidak ,tanah itu gak akan bersedih karena sendirian dijalanan ya bu..." kata si anak langsung menyahut ucapan ibunya.


mengingat tanah yang terlindas.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

miyabi ato maria o(s)awa........

kemarin siang ga sengaja mampir ke tempat penjualan DVD yang ada di lantai dasar matahari plasa simpang lima setelah 10 menit milih-milih n nyoba beberapa film di layar kaca milik si penjual. tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya berkulit putih dan bermata sipit datang dan mendekat ke arah kasir clingak-clinguk liat sekeliling toko yang emang lagi ga banyak pengunjung "hmm...kok mencurigakan ni orang.jangan-jangan.."pikirku "mbak..ada miyabi ga ?"tanya lelaki itu. "apa itu ?? enggak ada, adanya maria osawa." tapi dengan segera si mbak penjaga toko meralat. "oooo..maria o(s)awa ya...hee..ada tapi cuma dua koleksinya"jawab penjaga toko "ya, dua-duanya..."jawab si om singkat dengan nada pelan, obrolan lelaki itu berlanjut dengan penjaga yang lain "pengen liat aja, wong di Jakarta lagi ngetrend. ini ambil dimana?? Jakarta apa Batam mas?? "di Jakarta aja kok. tapi ga banyak ambilnya......"kata penjag...

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****