Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Life is never flat...

Sejak lepas kuliah dulu ketika merasa "kesakitan" karena sesuatu hal, aku selalu berpikir untuk menjadi seorang amnesia. Dengan begitu semua masalah yang membebani dan menuhi otakku akan hilang dengan sendirinya dan aku tak perlu energi ekstra tuk selalu memikirkan dan mengingat ataupun melupakannya. Hal seperti itu kembali aku alami akhir-akhir ini. Jalan pintas yang menyenangkan sepertinya. Meski sedikit tragis memang. Tapi pikiran kotor itu tiba-tiba luntur...bersama hujan malam itu Sore itu aku bersama mbak Dewi pergi ke rumah sakit Elisabeth. Kami sengaja janjian dan pergi bersama menengok Erna yang mengalami kecelakaan jumat malam lalu. Hujan tidak menghalangi kami. Mungkin karena kami berpikir ini bukan kunjungan biasa. Kami membawa "sesuatu". Hanya kita saja yang tahu..sebaiknya begitu. Pukul lima sore kami masuk rumah sakit setelah sebelumnya sempat menikmati segelas coklat panas dan donut di dunkin donut. Cukup menghangatkan. Apalagi hujan seja...

where the wind blow...

Seorang teman lama menyapa setelah sekian waktu tak bersua. Tiba-tiba ada di depan mata. Pertemuan yang tidak diinginkan tapi tak bisa dihindari. Celetukan ga jelas jadi pembuka langsung terdengar jelas di telinga R: kemana saja..kok atos banget seh sekarang n: lebih enak jadi awan daripada jadi batu n: batu kan atos R: o gitu ya...terbang kesana kemari...gak jelas dong... n: iya..jelas lah n: sapa bilang awan kesana kemari ga jelas n: awan hanya mengikuti arah angin..going where the wind blow... R: iya to...dan banyak jenisnya...apalagi awan colomus nimbus yang ditakuti oleh para pilot-pilot n: ada sebabnya kenapa awan itu jadi awan colomus nimbus R: ya gak lah....udah ada klasifikasinya sendiri-sendiri.... n: pada awalnya awan sama R: kok bisa.... n: jadi awan seperti itu terjadi karena uap air dari lautan yang membuat dia seperti itu n: uap air itu terlalu banyak dan selalu memaksa naik ke atas n: dan merubah awan itu menjadi sesuatu yang sebenarnya ga diingin...

Gud nite beib...

Tengah malam sebelum tidur, Kumbang bertemu Bunga digelapnya maya.... k: yang? b: ya b: tadi sholat k: ow..sama b: doa apa tadi..heee k: supaya kamu bahagia..heee b: hmmm..amienn b: kebahagiaanku kl smua org yg ak sayang bahagia k: amin b: tapi orang-orang yang aku sayang bahagia ga ya k: ya ditanyain no.. b: ya ak tanyain..km bahagia ga????? k: haha k: iya, bahagia k: love u! b: kok ketawa ?? b: ak setidaknya bs sedikit lega kamu bahagia k: kan bahagia k: hmm.. b: ???? b: iya iya... b: tandanya bahagia tu suka ketawa ya b: hiiii k: iya dong k: halah k: gitu aja dibahas b: lagi ngapain..dah malem lho k: mengingat memori b: memori opo ik..?? b: inget minum kopi bersama po k: halah k: berdua..di ruang tamu k: heee b: hmmm... b: cuci gelase yooo k: iya..udah kok k: ni aku buat ngopi lagi k: ya udah malem..ayo tidur b: iya k: kamu juga istirahat.. k: ya.. b: semoga ke depan bs lebih baik nite beib....... dan suara jangkrik itu datang lagi

Laki-laki itu matahari

"Laki-laki itu matahari..." kata-kata itu tiba-tiba muncul begitu saja dari sebuah pembicaraan yang tak disengaja dengan  bos kecil yang baru pertama kali kulihat hari itu. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa meng-analogikan laki-laki seperti matahari. Setelah kupikir-pikir pasti ni karena pertanyaan bertubi-tubi yang sedikit berbau filsafat dari si- bos. Mustinya berbicara soal pekerjaan dunk bos.. "Ni orang baru sekali kenal dan ketemu kok ngomongnya dah begini,"pikirku. Tapi tentu saja seperti biasa aku selalu berbicara tanpa beban (meski itu bos..hiiiks) dan semua meluncur begitu saja dari mulutku. "Mulutku emang harus sering-sering di training nih..heheee Jelasnya pernyataan itu seperti muncul dari alam bawah sadarku. Mungkin karena saat itu aku lagi memikirkan laki-laki. iam not sure Tapi aku jadi ingat kata-kata itu pernah ku ucapkan dan muncul ketika aku sering melakukan perjalanan ke timur untuk alasan yang tidak perlu dijelaskan secara d...

Ingin abadi

Aku ingin abadi Sebelum waktu ku menangis Saat ini, besok, atau nanti Cepat..tulis, ayo.. tulis.. tulis ** Aku ingin abadi Sebelum kau menyadari muncul gerimis Saat ini, besok, atau nanti Cepat..tulis, ayo.. tulis..tulis ** Aku ingin abadi remind me someone who always said that i have to write n write n write to be immortal

Tanpa Judul

Nayla masih saja memegang hp dan meletakkannya didada. Untuk kesekian kali tak terdengar suara balasan dari panggilan hp-nya. "Ini sudah ke-15 kali,sms juga sudah kukirim hingga 5 kali," gumam Nayla. Tapi sama sekali tak terdengar bunyi dering hp dari kekasihnya, Senja. sudah lima jam Nayla tertidur di kamar kontrakannya. Ruangan berukuran 3x3 meter ini yang menemaninya menunggu jawaban dari Senja. sementara tubuh mungilnya terus menggigil, kepala terasa berat dan mata berkunang-kunang. "Aku sakit.. apakah kamu tahu sakitku ini Senja," ucap Nayla lirih. Ia terus saja berbicara dan bergumam sendiri. "Kenapa tak kau jawab saja pesan singkatku atau teleponku. Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kau lakukan disana. sementara kau pun tak tahu apa yang sedang terjadi dengan diriku. Atau kau memang enggan untuk ingin tahu... Kau cukup berkata dan tidak berdiam seperti ini..." *** Tubuh Nayla semakin kepayahan. Ia tak mampu bangun dari tidurnya ...