Langsung ke konten utama

Gud nite beib...

Tengah malam sebelum tidur, Kumbang bertemu Bunga digelapnya maya....

k: yang?
b: ya
b: tadi sholat
k: ow..sama
b: doa apa tadi..heee
k: supaya kamu bahagia..heee
b: hmmm..amienn
b: kebahagiaanku kl smua org yg ak sayang bahagia
k: amin
b: tapi orang-orang yang aku sayang bahagia ga ya
k: ya ditanyain no..
b: ya ak tanyain..km bahagia ga?????
k: haha
k: iya, bahagia
k: love u!
b: kok ketawa ??
b: ak setidaknya bs sedikit lega kamu bahagia
k: kan bahagia
k: hmm..
b: ????
b: iya iya...
b: tandanya bahagia tu suka ketawa ya
b: hiiii
k: iya dong
k: halah
k: gitu aja dibahas
b: lagi ngapain..dah malem lho
k: mengingat memori
b: memori opo ik..??
b: inget minum kopi bersama po
k: halah
k: berdua..di ruang tamu
k: heee
b: hmmm...
b: cuci gelase yooo
k: iya..udah kok
k: ni aku buat ngopi lagi

k: ya udah malem..ayo tidur
b: iya
k: kamu juga istirahat..
k: ya..
b: semoga ke depan bs lebih baik

nite beib.......
dan suara jangkrik itu datang lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****

Kisah Negeri Dongeng #2

Thomas menajamkan mata. Tubuhnya tertuju pada lukisan batu. Sepeminum teh, bibirnya tersungging. Senyum. Kepala sesekali memanggut. Menggeleng. Senyumnya melebar. Kakinya mundur beberapa langkah. Berdiri tegak. Menggatupkan kedua tangan di dada. Menutup kedua Kelopak mata. Lalu Terdiam. Terpaku hikmat bersama masa lalu untuk sekian waktu. Mendekat. Tangannya meraba lukisan batu. Mengelus penuh makna. Dia terpana. Takjub keindahannya. Kisahnya. Lalu Terdiam. Kemudian duduk bersila. Merogoh kantong yang selalu dibawanya. Mengambil lintingan tembakau. Menyulut api. Kepulan asap hisapan pertama memendar ke segala penjuru. Terterpa angin menghempas lukisan batu. Sisanya menyembul di sela bibir.  Setelah hisapan ketiga, lintingan itu menyisip di sela katupan bibirnya. Tangannya meraih bungkusan kecil berwarna putih. Di buka. Tangan kanan mengambil bongkahan warna coklat sebesar kerikil. "Ini simbol cahaya. Amber. Di sinilah kehidupan dimulai. Memancar. Menerangi ke segala penjuru,...

Kau..Juli

Juli Masa dimana harus menutup luka Waktu meniup nyawa penghilang duka Juga saat lara itu tiba Juli Tak banyak kata Hanya garis lengkung ungkapan rasa muncul tiba-tiba..itu asa Juli Nestapa Bahagia Semu sementara Juli Kau habiskan dengan terlunta July 22th.. In the middle of the nite