Langsung ke konten utama

berubah merah

dan berubah merah

rumah itu...ada dimana???
roda merah memperlambat lajunya
setiap kali melintas menuju timur
berharap bertemu rumah kuning
ya..
seingatnya di depan rumah kuning itu
bersanding dengan sosok mungil menggigil di payungi petir dan lebatnya hujan malam

musim hujan kala itu begitu menggila
dan menularkannya di depan rumah kuning

tapi sekarang dimana rumah kuning itu
jalur ke timur terus di lalui hingga ke ujung
dan rumah kuning..dimana rumah kuning???

rumah kuning itu telah berubah
berubah merah
dan itu warnamu
akankah seperti warna hati dua sosok di depan rumah kuning kala itu

memasuki musim hujan ke tiga.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Negeri Dongeng #3

Sophia memanggut. Pikirannya menjelajah ruang batin. Mencoba berpikir ulang. Mempertanyakan lagi perjalanan malam itu.  "Untuk Apa..." batinnya. Bukan untuk pria Jamaica, bukan untuk singkapan masa lalu. Entah.... yang terlintas di benaknya pada saat itu hanya satu.  "Untuk Thomas..? ."  Tidak. Batinnya menyanggah. Ini karena sepenggal kata. Tapi... Semua yang tak pernah terpikirkan terjadi. Sophia tak mampu menahan diri. Seperti apa akhir cerita itu. Sophia tidak pernah tahu. Thomas bergeming. Sophia pun tak pernah bertanya. Dan Thomas juga tak pernah mengisahkan akhir kisahnya. Semua lenyap seketika.  Ditelan malam. Gelap. Di hempas kemarau panjang. Kering. ****

Kisah Negeri Dongeng #2

Thomas menajamkan mata. Tubuhnya tertuju pada lukisan batu. Sepeminum teh, bibirnya tersungging. Senyum. Kepala sesekali memanggut. Menggeleng. Senyumnya melebar. Kakinya mundur beberapa langkah. Berdiri tegak. Menggatupkan kedua tangan di dada. Menutup kedua Kelopak mata. Lalu Terdiam. Terpaku hikmat bersama masa lalu untuk sekian waktu. Mendekat. Tangannya meraba lukisan batu. Mengelus penuh makna. Dia terpana. Takjub keindahannya. Kisahnya. Lalu Terdiam. Kemudian duduk bersila. Merogoh kantong yang selalu dibawanya. Mengambil lintingan tembakau. Menyulut api. Kepulan asap hisapan pertama memendar ke segala penjuru. Terterpa angin menghempas lukisan batu. Sisanya menyembul di sela bibir.  Setelah hisapan ketiga, lintingan itu menyisip di sela katupan bibirnya. Tangannya meraih bungkusan kecil berwarna putih. Di buka. Tangan kanan mengambil bongkahan warna coklat sebesar kerikil. "Ini simbol cahaya. Amber. Di sinilah kehidupan dimulai. Memancar. Menerangi ke segala penjuru,...

Kau..Juli

Juli Masa dimana harus menutup luka Waktu meniup nyawa penghilang duka Juga saat lara itu tiba Juli Tak banyak kata Hanya garis lengkung ungkapan rasa muncul tiba-tiba..itu asa Juli Nestapa Bahagia Semu sementara Juli Kau habiskan dengan terlunta July 22th.. In the middle of the nite