Langsung ke konten utama

Masih kah..Menunggu...

Keinginannya untuk menemui Bulan terpaksa hanya menjadi angan,karena misi terbesar Matahari mengembalikan tata surya seperti sediakala belum juga terselesaikan

Dan Bulan... telah menunggu di tempat yang di janjikan, di tebing terjal sisi timur puing-puing reruntuhan dekat jalur pertahanan zaman perunggu.

Matahari terus saja memikirkan Bulan sementara dirinya harus menyadari takdirnya.
Sebagai bintang induk Tata Surya Matahari harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan keseimbangan delapan planet , sabuk asteroid, Sabuk Kuiper hingga Awan Oort yang berjarak seribu kali di luar bagian yang terluar darinya.

"Apakah bulan tahu jika aku tengah mempertaruhkan kelangsungan hidupku demi keseimbangan jagat..." pertanyaan itu terus saja menghantui pikiran Matahari

"aku pinta pengertianmu Bulan, tapi apakah Bulan tahu apa yang sedang aku lakukan meski aku tak berkhabar. Apakah Bulan masih menunggu..." gumam Matahari

Matahari terus mencari akal tuk menemui Bulan, meski saat ini berada dalam ketidakberdayaan...
"Aku butuh waktu untuk memulihkan keseimbangan itu. Meski aku belum bisa menemuimu. Aku berjanji atas nama galaksi Bimasakti aku akan membawakan cahaya hidupku untuk mu Bulan..Yakinlah itu.."
Matahari tak henti berharap, Bulan akan setia menunggu cahaya darinya.

***
sementara Bulan yang ditakdirkan menjadi satu-satunya satelit alami yang tak memiliki cahaya sendiri, masih menunggu meski waktu kian habis terkikis
Bulan ingin hidup..bercahaya,tapi bulan hanya bisa hidup dan bergantung pada pantulan kasih sayang Matahari.

Dan jika Matahari tak segera menemuinya di tempat yang di perjanjikan, di ujung tebing terjal di sisi timur
cahaya Bulan akan semakin menghilang..menghilang..dan terus menghilang...

gelap...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

miyabi ato maria o(s)awa........

kemarin siang ga sengaja mampir ke tempat penjualan DVD yang ada di lantai dasar matahari plasa simpang lima setelah 10 menit milih-milih n nyoba beberapa film di layar kaca milik si penjual. tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya berkulit putih dan bermata sipit datang dan mendekat ke arah kasir clingak-clinguk liat sekeliling toko yang emang lagi ga banyak pengunjung "hmm...kok mencurigakan ni orang.jangan-jangan.."pikirku "mbak..ada miyabi ga ?"tanya lelaki itu. "apa itu ?? enggak ada, adanya maria osawa." tapi dengan segera si mbak penjaga toko meralat. "oooo..maria o(s)awa ya...hee..ada tapi cuma dua koleksinya"jawab penjaga toko "ya, dua-duanya..."jawab si om singkat dengan nada pelan, obrolan lelaki itu berlanjut dengan penjaga yang lain "pengen liat aja, wong di Jakarta lagi ngetrend. ini ambil dimana?? Jakarta apa Batam mas?? "di Jakarta aja kok. tapi ga banyak ambilnya......"kata penjag

Here's Yours

I want to share my feelings And I don't know how to start But every single word I say Is coming from my heart The first time that I met you All you said was "Hi" It was really just a simple word But it took my breath away You were very fun to talk with You were extremely sweet and kind I was in love with every thing you said You were amazing in my mind You fill my days with brightness You lift me up when I feel blue You make me feel like I'm someone special So I'd do anything for you For you, I'd walk across the desert So hot, without a breeze For you, I'd dive into the ocean And be swallowed by the seas I barely even know you, So this may be a surprise There's nothing that you could do wrong Because you're flawless in my eyes I always wonder where you are And I wish I could be there You're probably so far away But I can feel you everywhere. You're the constant beating in my heart You're the blood rushing t

Kisah Pemburu Angin

--> ”Matanya pusaran beliung dari kabar-kabar negeri ujung. Ia datang tanpa genderang Matamu penuh lukisan berwarna sephia muram yang menggumam. Geletarnya sampai ke sungsum dan si pemburu angin itu teperdaya tanpa luka untuk diriku sendiri.” Itu sajak untukmu... Dia berdiri sembari mengumbar senyum. Tulisan besar ''Hardrock Hotel'' tertimpa pendar cahaya itu memucatkan wajahnya. Namanya ? Ah, aku lupa siapa. Tapi wajah dan bibir itu selalu muncul tersapa. Dari bibir mungilnya keluar kalimat, ''Siap?'' Dan perbincangan dengannya, di bawah siraman lampu berpendar-pendar hotel mewah itu meluncur dengan deras. Santai dan banal. Perempuan itu sejak lama menginginkan dirinya bisa jadi langsing. Dia bercerita bagaimana repotnya melakukan itu. ''Nggak gampang loh Mas. Aku berkorban banyak. Salah satunya adalah dengan begadang terus-menerus hingga berbulan-bulan.'' Kalimatnya muram. Tapi guris senyum te