Keinginannya untuk menemui Bulan terpaksa hanya menjadi angan,karena misi terbesar Matahari mengembalikan tata surya seperti sediakala belum juga terselesaikan
Dan Bulan... telah menunggu di tempat yang di janjikan, di tebing terjal sisi timur puing-puing reruntuhan dekat jalur pertahanan zaman perunggu.
Matahari terus saja memikirkan Bulan sementara dirinya harus menyadari takdirnya.
Sebagai bintang induk Tata Surya Matahari harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan keseimbangan delapan planet , sabuk asteroid, Sabuk Kuiper hingga Awan Oort yang berjarak seribu kali di luar bagian yang terluar darinya.
"Apakah bulan tahu jika aku tengah mempertaruhkan kelangsungan hidupku demi keseimbangan jagat..." pertanyaan itu terus saja menghantui pikiran Matahari
"aku pinta pengertianmu Bulan, tapi apakah Bulan tahu apa yang sedang aku lakukan meski aku tak berkhabar. Apakah Bulan masih menunggu..." gumam Matahari
Matahari terus mencari akal tuk menemui Bulan, meski saat ini berada dalam ketidakberdayaan...
"Aku butuh waktu untuk memulihkan keseimbangan itu. Meski aku belum bisa menemuimu. Aku berjanji atas nama galaksi Bimasakti aku akan membawakan cahaya hidupku untuk mu Bulan..Yakinlah itu.."
Matahari tak henti berharap, Bulan akan setia menunggu cahaya darinya.
***
sementara Bulan yang ditakdirkan menjadi satu-satunya satelit alami yang tak memiliki cahaya sendiri, masih menunggu meski waktu kian habis terkikis
Bulan ingin hidup..bercahaya,tapi bulan hanya bisa hidup dan bergantung pada pantulan kasih sayang Matahari.
Dan jika Matahari tak segera menemuinya di tempat yang di perjanjikan, di ujung tebing terjal di sisi timur
cahaya Bulan akan semakin menghilang..menghilang..dan terus menghilang...
gelap...
Dan Bulan... telah menunggu di tempat yang di janjikan, di tebing terjal sisi timur puing-puing reruntuhan dekat jalur pertahanan zaman perunggu.
Matahari terus saja memikirkan Bulan sementara dirinya harus menyadari takdirnya.
Sebagai bintang induk Tata Surya Matahari harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan keseimbangan delapan planet , sabuk asteroid, Sabuk Kuiper hingga Awan Oort yang berjarak seribu kali di luar bagian yang terluar darinya.
"Apakah bulan tahu jika aku tengah mempertaruhkan kelangsungan hidupku demi keseimbangan jagat..." pertanyaan itu terus saja menghantui pikiran Matahari
"aku pinta pengertianmu Bulan, tapi apakah Bulan tahu apa yang sedang aku lakukan meski aku tak berkhabar. Apakah Bulan masih menunggu..." gumam Matahari
Matahari terus mencari akal tuk menemui Bulan, meski saat ini berada dalam ketidakberdayaan...
"Aku butuh waktu untuk memulihkan keseimbangan itu. Meski aku belum bisa menemuimu. Aku berjanji atas nama galaksi Bimasakti aku akan membawakan cahaya hidupku untuk mu Bulan..Yakinlah itu.."
Matahari tak henti berharap, Bulan akan setia menunggu cahaya darinya.
***
sementara Bulan yang ditakdirkan menjadi satu-satunya satelit alami yang tak memiliki cahaya sendiri, masih menunggu meski waktu kian habis terkikis
Bulan ingin hidup..bercahaya,tapi bulan hanya bisa hidup dan bergantung pada pantulan kasih sayang Matahari.
Dan jika Matahari tak segera menemuinya di tempat yang di perjanjikan, di ujung tebing terjal di sisi timur
cahaya Bulan akan semakin menghilang..menghilang..dan terus menghilang...
gelap...
Komentar